Kata-Ku
Aku akan berusaha memperbaiki kata yang cidera
Mengajaknya kembali pada kalimat yang utuh
Merangkai menjadi sehat kembali
Kembali dari ucapan buruk tentang hidup yang sementara ini
Tentang harapan yang melambung tinggi
Dan rebahan dan malas menjadi usaha utamanya
Jika nantinya kata tak pulih sempurna
Biar kalimat – kalimat lain mengusungnya
Menghantarkan pada tabib terbaik yang pernah ada
Ia bernama penyair kesunyian
Ia memiliki segala obat dari berbagai penyakit
Misal,
Malas dan bodo amat
Keinginan yang melebihi tinggi badannya
Dan tentu tentang rindu yang tak menentu
Semoga saja si penyair mau membantunya
Untuk membangunkan kata yang terlelap
Sudah lama ia tak berbuat apa
Sudah lama ia berlalu dari kenyataan
Apakah kata, ialah dirimu ?
Apa kabar minggu kesekian ?
Hari ini adalah minggu kesekian
Dari panjangnya hari yang melelahkan
Di pusingkan pekerjaan
Di porak – porandakan harapan
Jika rinduku tetap api yang menyala
Apakah kau tetap bersedia menjadi mesil yang akan terus berdampingan denganku
Agar baranya tak mati dihadapan kesunyian
Hari ini adalah minggu kesekian
Aku dan dirimu tak saling berjumpa
Kata – kata yang selalu sendiri
Kalimat yang telah menggigil
Serta kecup yang hilang ingatannya
Apakah kau juga merasakannya ?
Senja telah tiba
Aku harus segera berpamitan
Kepada pemilik malam yang panjang
Sebab, jika telah tiba petang
Kau menjelma bayang ditempat yang kau sukai
Di tunggu perapian dapur ibuku
Disudut penantian
Aku terperangah
Membayangkan kau akan datang membawa rindu bulan purnama
Kepada pungguk yang telah lama menanti
Kepayang rindu
Lagu kesukaanmu terus melengking ditelinga
Tidak sengaja kudengar di rumah tetangga
Aku sedikit tersenyum bila mengingatnya
Sebab jika kau sudah sedang asik mendengarkan lagu ini
Maka tidak ada yang lain bisa mengganggumu
Tempe yang kau gorengpun harus menjadi gosong karna lagu itu
Ah, sudah.
Aku tidak mengerti dengan keadaan
Sebentar tersenyum – sebentar terluka
Tentangmu yang tak habis kulumat
Seluruh isi pikir dan senda guraumu
Harus ku sadari
Aku benar – benar tenggelam
Pada peringaimu yang terus menggoda ketenanganku
Perlahan aku mati
Terkubur rinduku sendiri